Perjalanan; Alkisah, Cerita tentang Kwangchow



Alkisah, menurut yang punya cerita, di zaman Dinasti Zhou (1045-256 SM) berkuasa di Tiongkok, orang-orang Canton (Kanton) menderita kelaparan, selama bertahun-tahun. Suatu hari, datanglah lima makhluk imortal mengendarai lima kambing jantan membawa beras dari surga. Mereka memberkati daerah itu akan menjadi produsen beras.



Perjalanan Ke China
 

Sejak itu, Kanton yang juga dikenal dengan nama "Kota Lima Kambing" (Wuyangcheng) melimpah hasil bumi. Tanaman pangan tumbuh subur di kota yang terletak di muara Sungai Mutiara (Zhu Jiang) itu. Karena berada di pertemuan antara sungai dan laut, Kanton menjadi pusat komersial dan perdagangan utama Tiongkok, yang makmur. 

Jejak Guangzhou panjang. Guangzhou menjadi bagian Tiongkok sejak abad ke-3 SM (214 SM). Para pedagang Arab dan Hindu sudah masuk Guangzhou pada abad ke-10. Kanton yang juga sering disebut Kwangchow atau Kuang-chou, dan sekarang Guangzhou, menjadi pelabuhan pertama yang secara rutin dikunjungi para pedagang dari Eropa. Para pedagang Eropa-lah (Portugal) yang memberi nama kota itu Kanton.

Dari sinilah kemudian lahir cerita Perang Candu (1839-1842 dan 1856-1860). Perang antara Tiongkok di bawah Dinasti Qing yang memerintah dari 1644 hingga 1911/1912, dan Inggris. Ini merupakan perang pertama Tiongkok dengan Barat. 

Dari kacamata Tiongkok, Perang Candu dianggap sebagai awal konspirasi Barat untuk menghancurkan Tiongkok dengan candu dan kapal meriam. Salah satu hasil perang ini, Tiongkok harus menyerahkan Hongkong kepada Inggris berdasarkan Perjanjian Nanjing (1842), dan Tiongkok harus membuka beberapa kota lainnya. Inilah babak penghinaan terhadap Tiongkok. 

Namun, Guangzhou bukan hanya tempat lahir Perang Candu, melainkan juga menjadi ibu kandung gerakan revolusioner di bawah pimpinan Sun Yat-sen pada tahun 1911. Di kota inilah Republik Tiongkok (China) diproklamasikan. 

Dari Guangzhou, pasukan Nasionalis Chiang Kai-shek bergerak menuju utara tahun 1920-an dan membentuk pemerintahan di Nanjing. Namun, ketika Guangzhou pada akhir Oktober 1949 jatuh ke tangan tentara komunis, menjadi penanda jatuhnya seluruh Tiongkok ke kekuasaan komunis pimpinan Mao Zedong. 

Pintu ke Selatan

Kini, Gungzhou, kota berpenduduk 16 juta jiwa, menjadi kota terbesar ketiga di Tiongkok. Guangzhou menjelma menjadi salah satu urat nadi kehidupan Tiongkok; kota pusat industri dan perdagangan. Ia merupakan pintu gerbang Tiongkok bagian selatan ke Laut Tiongkok Selatan, yang sekarang menjadi mandala persaingan kekuatan besar. Posisi ini menjadikan Guangzhou sangat penting dan strategis.

Sejak zaman dulu, Guangzhou menjadi pintu gerbang Tiongkok ke selatan. Bahkan, Guangzhou disebut-sebut sebagai tempat asal-muasal makanan cina yang kini tersebar di berbagai sudut dunia. Dari daratan Tiongkok, berbagai jenis makanan cina dibawa keluar dari Tiongkok lewat Pelabuhan Guangzhou, pada masa lalu, bahkan hingga kini. Bukan hanya makanan, para imigran dari daratan Tiongkok pun meninggalkan Tiongkok melewati Pelabuhan Guangzhou menuju tanah harapan baru, termasuk Indonesia di zaman dahulu.
Dari Pelabuhan Guangzhou-yang dulu menjadi awal dari Jalur Sutra Maritim-hubungan dagang dengan negara lain melalui jalur laut bermula. Kini, Pelabuhan Guangzhou berhubungan dengan lebih dari 300 pelabuhan di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Tahun lalu, pelabuhan ini menangani 520 juta ton kargo; yang berarti nomor empat di seluruh Tiongkok dan nomor enam di dunia.

Guangzhou juga berhubungan dengan dunia luar lewat Bandara Internasional Baiyun Guangzhou. Kata baiyun, yang berarti 'awan putih', diambil dari nama Gunung Baiyun yang ada tak jauh dari bandara. Tahun lalu, bandara ini menangani 55,21 juta penumpang dan 1,54 juta ton kargo. Diperkirakan tahun 2020 Baiyun akan menangani 80 juta penumpang.
Baiyun, yang memiliki tiga landasan pacu, merupakan bandara tersibuk ketiga di Tiongkok setelah Beijing dan Shanghai.

Mausoleum Nanyue

Guangzhou yang juga disebut sebagai "Kota Bunga" bukan hanya menjadi salah satu "jantung" perekonomian Tiongkok. Kota ini juga bagaikan buku lama yang mengisahkan masa lalu. Masa lalu yang penuh misteri, yang memelihara kekuatan mitologi bagi rakyat Tiongkok dan orang luar. Selama lebih dari dua ribu tahun, para penguasa mengklaim sebagai pemegang Mandat dari Surga dengan kekuasaan semi-abadi, dan berdiri tegak sebagai Kerajaan Tengah di antara negara-negara barbar.

Kompas/Trias KuncahyonoGuangzhou, Kwangchow, dulu Kanton, yang juga disebut sebagai "Kota Bunga" bukan hanya menjadi salah satu "jantung" perekonomian Tiongkok. Kota ini juga bagaikan buku lama yang mengisahkan masa lalu. Masa lalu yang penuh misteri, yang memelihara kekuatan mitologi bagi rakyat Tiongkok dan orang luar.

Kini, ketika zaman sudah berubah dan Tiongkok bersentuhan dengan dunia luar, negeri itu tetap menjadi kekuatan besar dunia. Menara Kanton yang sebelumnya dikenal dengan nama Menara Guangzhou TV & Sightseeing menjadi salah satu wujud kekuatan itu. Menara ini berketinggian 610 meter (sampai antena puncak), atau 454 meter jika hanya sampai atap. Dari lantai puncak menara terlihat pemandangan indah Kanton dan Sungai Mutiara. 

Museum Mausoleum Raja Nanyue dari Dinasti Han Barat yang terletak di Jalan Jiefang Bei, Guangzhou, adalah bukti kejayaan masa lalu. Disebut-sebut mausoleum ini merupakan makam tertua dari Dinasti Han (206 SM-221 M). Pemilik makam ini adalah raja kedua, Zhao Mei, dari Negara Nanyue, Dinasti Han Barat (206 SM-24 M). Sebagai salah satu dari 80 museum terkenal di dunia, museum ini memiliki luas 14.000 meter persegi.

Dinasti Han terkenal dalam sejarah Tiongkok karena beberapa penemuan pentingnya. Kertas sebagai contoh ditemukan pada tahun 105 M oleh seorang sarjana yang bernama Cai Lun saat pemerintahan Kaisar Han Hedi (88-106). Penemuan kertas yang berasal dari bambu ini benar-benar merombak secara total penulisan buku-buku serta mendorong kemajuan dalam dunia tulis-menulis. 

Pada masa pemerintahan Kaisar Han Wudi (141-87 SM) terjadilah hubungan antara Barat dan Timur yang dikenal dengan nama Jalur Sutra. Hubungan ini berawal dari ekspedisi yang dipimpin Zhang Qian, utusan Han Wudi, guna menjalin hubungan persekutuan dengan negara-negara lain untuk bersama-sama menghadapi serangan bangsa barbar (Xiongnu).
Persentuhan Tiongkok dengan Barat terlihat dari Gereja Katedral Hati Kudus Yesus yang oleh orang Kanton disebut Gereja Katolik Shishi (Batu), sebuah gereja Katolik Roma. Gereja yang terletak di Jalan Yide dekat Lapangan Haizhu tak jauh dari stasiun metro (tidak sampai 10 menit jalan kaki) ini dipandang sebagai "Notre Dame Asia Timur". Katedral ini dirancang oleh dua arsitek Perancis dan diselesaikan oleh para tukang dan seniman Tiongkok dalam tempo 25 tahun mulai tahun 1863 hingga 1888.

Dua menara kembar model Gotik menjadi ciri khas Katedral Hati Kudus Yesus ini. Menara kanan dipasangi jam berbentuk bulan. Pada batu fondasi ada tulisan "Jerusalem 1863" dan batu fondasi lainnya bertuliskan "Roma 1863". Tulisan itu melambangkan bahwa Kristianitas bermula di Jerusalem dan dikembangkan di Roma.

Di zaman Dinasti Tang (618-907) dibangun sebuah masjid yang disebut Masjid Huaisheng. Masjid yang menempati tanah seluas 2.966 meter persegi itu dibangun pada tahun 627, jauh lebih tua daripada Gereja Hati Kudus Yesus. 

Guangzhou masih menawarkan banyak tempat lain lagi yang bisa dikunjungi seperti Sun Yat-sen Memorial Hall, Pulau Shamian, Pasar Qingping yang merupakan pasar terbesar di Guangzhou dan menjadi surga bagi para pelancong yang suka belanja, Kuil Enam Pohon Beringin, dan Taman Yuexiu yang merupakan kombinasi antara relik kultural dan turisme ekologi.

Alkisah, Perang Candu tinggal menjadi bagian sejarah Kanton. Kini, Kanton (Guangzhou) menjadi pintu gerbang Tiongkok ke Selatan untuk melancarkan perang dagang ke negara-negara lain, termasuk ke Indonesia. ***

Oleh Trias Kuncahyono
Sumber:  Koran Kompas Sabtu 21 Mei 2016


Perjalanan; Alkisah, Cerita tentang Kwangchow Perjalanan; Alkisah, Cerita tentang Kwangchow Reviewed by Unknown on 21.43 Rating: 5

1 komentar:

  1. http://masadepan778.blogspot.com/2018/01/libatkan-200-peneliti-misteri.html
    http://masadepan778.blogspot.com/2018/01/tulisan-2000-tahun-ungkap-kisah-kaisar.html
    http://masadepan778.blogspot.com/2018/01/soal-barter-sukhoi-dengan-hasil-kebun.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM
    - No Hp : +855-8173-4523

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.