FGD Pencegahan Radikalisme di Poso: Pendeta Tak Dikenal Kritik Pemahaman Mati Syahid

Poso – Polres Poso mengadakan acara deradikalisasi dengan format Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema “Waspada terhadap Ancaman Paham Radikal ISIS dan Upaya Pencegahannya serta Pencegahan Kenakalan Remaja/ Maraknya Peredaran Video Porno” pada Selasa (31/05/2016) lalu.


Acara yang diadakan di Aula gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Poso ini dihadiri oleh para Kepala Sekolah se-Kabupaten Poso. Bertindak sebagai pemateri adalah Ketua MUI Kabupaten Poso, Kepala Kantor Kemenag Poso, Ketua Binmas Kristen Kemenag Poso dan Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Poso.

Beberapa pihak menanggapi acara ini dengan berbagai macam pandangan. Kepala sekolah SMA 1 Patiwunga Poso Pesisir memandang bahwa permasalahan ISIS perlu penanganan yang tepat. Serta harus melihat kembali tentang masalah yang melatarbelakangi pemahaman radikal yang ada di Poso.

“Masalah ISIS dan radikal ini kan berawal dari ketidakadilan. Penegakan keadilan perlu kita revisi kembali, ada apa sebelumnya yang terjadi di Poso hingga muncul radikalisme,” ujar Yusran saat acara diskusi berlangsung.

Di pihak lain, Suardi selaku Wakil Kepala Sekolah SMA 3 Poso mengatakan bahwa kegiatan seperti ini harus dilakukan sampai menyentuh ke bawah dan jangan hanya terlena dengan diskusi-diskusi yang kurang membuahkan hasil.

“Jangan terlena dengan diskusi, hingga tidak turun ke grass root (akar rumput), dan yang kita diskusikan hanya sampai di sini,” kata Suardi.
Sementara itu, salah saat peserta dari Tokoh Agama Kristen berpandangan berbeda. Menurutnya akar dari radikalisme terkait pemahaman mati syahid. Ia meminta para ulama merevisi pemahaman itu.
“Begitu banyak paham radikal yang mempengaruhi orang sehingga membuat jadi radikal. Salah satunya bahwa mati syahid harus diperjelas supaya tidak yang penting mati syahid pasti masuk surga. Harus ada kerjasama yang baik pemerintah dan tokoh masyarakat. Kemudian juga memperhatikan administrasi kependudukan jangan sampai banyak pendatang yang tidak diketahui identitasnya,” ujar salah satu perwakilan Pendeta yang enggan disebutkan namanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Kemenag Poso Dr. H. Najamudin, S.Ag, M. Pd mengatakan bahwa mengubah pemahaman yang sudah diyakini seorang dengan benar itu hal yang sulit. “Tentang pemahaman setiap orang benar tidak ingin dibilang salah, begitu juga orang salah tidak bisa kita benarkan. Kalau Santoso ini saya yakin tidak akan mau menyerahkan diri karena pemahaman tentang jihad yang sudah mengakar dan ini dia anggap benar dan diyakininya,” ungkap H. Najamudin.

H. Arifin Tuamaka, S.Ag selaku Ketua MUI Poso memberikan tambahan. Ia menyampaikan pentingnya para tokoh bersinergi meredam pemahaman radikal. Meski demikian, ia menyatakan bahwa terkait mati syahid, hal itu ada dalam syariat islam dan Rasulullah SAW mencontohkannya, yaitu dengan membela negara namun harus dengan hikmah dan akhlak tanpa kekerasan.

“Sinergitas kita untuk Poso agar bebas dari paham radikal, pornografi, dan kenakalan remaja lainnya. Tentang mati syahid memperjuangkan negara, Rasulullah mencontohkannya dengan hikmah dan juga memperjuangkannya,” jelas H. Arifin saat menanggapi pertanyaan dari peserta.

Di akhir acara, Husnia Mangun, SH, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Poso melontarkan pernyataan berbeda. Ia lebih menyoroti permasalahan remaja daripada sekedar radikalisme. Dari sini, ia mengajukan kepada Pemerintah Daerah agar merancang undang-undang tentang remaja.

“Kalau bisa ada semacam peraturan daerah masalah remaja yang sudah masuk tindak kriminal pembunuhan, perkosaan, dan narkoba sehingga remaja yang sudah lari dari koridor bisa dicegah. Rancangan UU Perda mudah-mudahan lebih tegas agar masyarakat tidak larut. Minuman keras bebas dengan etanol, namun pengawasan harus diperketat oleh pihak berwajib. Polisi dan Satpol PP bisa lebih aktif melakukan sweeping,” paparnya di akhir diskusi.

Reporter : Ahmad Sutedjo
Editor : Muhammad Rudy
Related Posts:Suasana Pemakaman Asy-Syahid Ahfan di PosoTokoh Poso, KH Adnan Arsal Bantah Tuduhan Pondok Pesantren Ajarkan RadikalismeTemu Tokoh Agama di Poso, Pendeta Menghiba Dandim Amankan Wilayah KristenAnggota DPRD Poso: Aparat Selesai Bertugas, Gadis Poso Banyak yang Ditinggal HamilPeringati Sumpah Pemuda, BNPT Gelar Pencegahan Radikalisme di Yogyakarta
© 2016· all rights reserved
Toggle Dock
FGD Pencegahan Radikalisme di Poso: Pendeta Tak Dikenal Kritik Pemahaman Mati Syahid FGD Pencegahan Radikalisme di Poso: Pendeta Tak Dikenal Kritik Pemahaman Mati Syahid Reviewed by Unknown on 00.33 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.