Terorisme bukan jihad dan pesantren bukan sarang teroris

Islam merupakan agama humanis dan toleran. Pemaknaan jihad perlu direaktualisasi dengan jihad non fisik yang bertujuan untuk peningkatan intelektual, ekonomi, politik dan kesejahteraan umat Islam khususnya dan jihad seperti ini bersifat permanen dan universal.


Jihad dalam makna perang atau kekerasan disyariatkan dalam Islam dalam rangka mempertahankan agama dan kedaulatan negara Islam dan umat Islam. Alasan terhadap kebolehan tersebut kadangkala disalahartikan oleh sebagian umat Islam terutama kelompok radikal Muslim di dunia Islam seperti Tanzîm al-Jihâd, al-Takfîr wa al-Hijrah (Mesir), Al-Qaeda (Saudi Arabia) serta Jama‘ah Islamiyah (Asia Tenggara) dan ISIS (Syiria).

Perlu disadari bahwa terorisme dalam perspektif kultural bisa terjadi dan oleh karena itu disarankan agar masyarakat Muslim atau masyarakat dunia tidak memberikan stimulasi sehingga teroris tidak terpanggil untuk melakukan aksi teror. Sebaliknya teroris tidak semata-mata melihat kerusakan atau ketimpangan dalam masyarakat dianggap sebagai hal yang bisa menjustifikasi aksi teror.

Terdapat distorsi pemahaman keagamaan oleh sebagian gerakan Islam terutama Muslim radikal dengan mengaktualisasikan jihad dalam bentuk tindakan kekerasan (teror), dan hal tersebut berimplikasi pada munculnya radikalis baru. Distorsi pemahaman keagamaan tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal adalah berkaitan dengan pemahaman Islam yang sempit dan cenderung tekstual dari para pelaku teror, sedangkan secara eksternal bahwa tindakan teror tersebut disebabkan oleh faktor sosio-kultural dan politik masyarakat atau komunitas Muslim.

Sebagian umat Islam terutama kelompok radikal Muslim cenderung memahami dalil-dalil atau nas-nas (Alquran dan al-Sunnah) secara tekstual sehingga terkadang melahirkan pemikiran yang kaku tidak fleksibel. Adapun faktor sosio-kultural yang dapat mendorong lahirnya tindakan kekerasan terorisme adalah pengaruh modernitas yang terkadang dianggap berbenturan dengan budaya suatu komunitas tertentu, sehingga menimbulkan perlawanan dari komunitas tersebut. Selain itu, politik hegemoni Amerika (Barat) juga turut membangkitkan adanya tindakan terorisme secara signifikan terutama dari kalangan radikal Muslim seperti ISIS yang belakangan semakin berkembang.

Masalah jihad dan terorisme merupakan persoalan yang kontroversial terutama mengenai terorisme yang dikaitkan dengan fundamentalisme Muslim. Diharapkan kepada cendekiawan dan intelektual Muslim untuk terus mengkaji persoalan terorisme dan jihad sekaligus mensosialisasikannya atau pun mempublikasikannya baik dalam kajian-kajian di sekolah, pesantren maupun kampus-kampus, atau mungkin juga melalui pengayaan perbendaharaan buku-buku yang menuliskan tentang terorisme dan jihad sehingga komunitas Muslim termasuk masyarakat internasional memahami bahwa persoalan terorisme tidaklah sama dengan jihad, serta terorisme tidak memperoleh justifikasi dari Islam. Red.

Terorisme bukan jihad dan pesantren bukan sarang teroris Terorisme bukan jihad dan pesantren bukan sarang teroris Reviewed by Unknown on 20.57 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.